Solusi Error Selenium Chromedriver StatusCode 127 di Linux

Cara Mengatasi Error libnss3so Saat Jalankan Tkinter & Selenium diLinux

Di suatu pagi yang tenang, seorang mahasiswa bernama Raka duduk di depan laptop Chromebook-nya. Ia tengah mengerjakan proyek akhir semester, membuat aplikasi scraping sederhana menggunakan Tkinter dan Selenium. Proyek itu adalah bagian dari penelitiannya untuk memantau sitasi jurnal dari domain kampusnya, teknokrat.ac.id. Seperti biasa, Raka menggunakan Linux, lebih tepatnya distro berbasis Debian yang sudah nyaman ia pakai selama bertahun-tahun. Ia merasa semua sudah siap — mulai dari virtual environment Python 3, pustaka selenium, hingga antarmuka GUI dengan Tkinter. Tapi tak disangka, saat ia menekan tombol “Scrape” di aplikasinya, muncullah pesan kesalahan yang tak ia mengerti.

Layar terminal memuntahkan pesan yang membuat jantung Raka sedikit berdegup lebih cepat. Sebuah traceback panjang dari tkinter muncul, diakhiri dengan kalimat yang membuatnya mengernyit: selenium.common.exceptions.WebDriverException: Message: Service chromedriver unexpectedly exited. Status code was: 127. Raka menggaruk kepala, bingung. Ia tahu error ini datang dari Selenium, lebih tepatnya dari chromedriver yang digunakan untuk mengontrol browser Chrome. Tapi apa arti status kode 127? Ia pun mulai mencari tahu, dan menemukan bahwa itu berarti: perintah tidak ditemukan atau ada dependensi yang hilang.

Dengan rasa penasaran yang bercampur frustrasi, Raka mencoba menjalankan perintah secara manual: chromedriver –version. Tapi bukannya mendapatkan versi, yang muncul malah error baru: error while loading shared libraries: libnss3.so: cannot open shared object file. Tiba-tiba semuanya menjadi jelas. Ternyata chromedriver tidak bisa dijalankan karena sistem tidak memiliki pustaka libnss3, sebuah dependensi penting yang dibutuhkan oleh Chrome dan Selenium agar dapat berjalan.

Setelah membaca beberapa forum dan dokumentasi, Raka pun menemukan solusinya. Ia membuka terminal, menarik napas dalam-dalam, lalu mengetik: sudo apt install -y libnss3 libxss1 libasound2 libatk-bridge2.0-0 libgtk-3-0. Butuh waktu beberapa detik untuk menyelesaikan proses instalasi, dan ketika selesai, ia kembali mencoba menjalankan perintah sebelumnya. Kali ini, chromedriver merespons dengan tenang: “ChromeDriver 136.0.7103.94”. Raka tersenyum puas.

Ia kembali ke aplikasinya, menekan tombol “Scrape” sekali lagi. Ajaib! Tak ada error kali ini. Browser terbuka secara otomatis, halaman Google Scholar muncul, dan aplikasi mulai bekerja seperti yang ia harapkan. Semua karena satu pustaka yang hilang — libnss3.so. Dari pengalaman ini, Raka belajar bahwa dunia pemrograman bukan hanya tentang menulis kode, tapi juga memahami bagaimana komponen-komponen kecil saling bergantung. Ia pun menulis catatan kecil di jurnalnya: “Jika menggunakan Selenium di Linux dan muncul error status code 127, pastikan semua shared library seperti libnss3 sudah terpasang.” Sebuah catatan yang sederhana, namun sangat berharga.

Begitulah kisah sederhana Raka dalam memecahkan error chromedriver unexpectedly exited status code 127 di Linux saat menggunakan Tkinter dan Selenium. Cerita ini bukan hanya tentang debugging, tapi juga tentang kesabaran, ketelitian, dan proses belajar yang menyenangkan dari setiap baris error yang muncul di layar.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *